Latar Belakang Investasi
Indonesia merupakan negara berkembang yang menduduki peringkat ke-4 dunia dengan populasi penduduk terbesar. Kaya akan sumber daya alam yang sangat melimpah , namun Mengapa Indonesia Belum Disebut Sebagai Negara Maju ? Hal ini yang sering menjadi permasalahan dan pertanyaan . Namun sesungguhnya Hal ini disebabkan oleh SDM ( Sumber Daya Manusia ) nya sendiri.Hal ini juga disebabkan oleh berbagai masalah diberbagai bidang , salah satunya dibidang ekonomi. Khususnya di Pandemi Covid-19 ini sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Negara maupun dunia sendiri. ketidakpastian ditengah pendemi ini membuat tingkat investasi juga ikut menurun.Seperti halnya yang dapat kita lihat di stock market Indonesia ( Indonesia Stock Exchange) yang juga ikut menurun derastis khusunya pada awal pendemi. “Investor yang baik yaitu investor yang harus bisa beradaptasi dengan keadaan”. Berani dan harus beradaptasi serta mengambil keputusan investasi yang baik , sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Investasi merupakan merupakan usaha investor menanamkan modal di suatu perusahaan , dengan berharap dalam waktu yang akan datang menghasilkan keuntuungan dari hasil investasinya. Investasi dapat diibaratkan sebuah pantun “ Berakit-Rakit Ke Hulu Berenang –Renang Ke Tepian , Bersakit-Sakit Dahulu Bersenang-Senang Kemuadian”. Terdengar berat , namun ketika kesuksesan seseorang diraih tidak mungkin berjalan mulus melainkan banyak lika-liku yang terjadi , ini yang dinamakan PROSES. Untuk meminimalisir hal tersebut , tentunya kita harus mempersiapkan diri dahulu dengan belajar sebelum terjun. Hal ini dapat dilakukan sehingga resiko yang akan terjadi dapat diminimalisir.
Ingat !
“ INVESTASI YANG BERISIKO RENDAH DAN MENGHASILKAN LABA YANG BERKALI-KALI LIPAT ADALAH INVESTASI BODONG”
Sejak terjadi krisis ekonomi di Indonesia dalam selang waktu tahun, keadaan makroekonomi menjadi sangat tidak menentu. Tingkat suku bunga mengalami peningkatan menyebabkan investor lebih tertarik pada deposito, sehingga akan berdampak pada pasar modal. Inflasi melambung tinggi dan nilai tukar Rupiah terutama terhadap Dollar AS terus merosot. Nampaknya krisis ekonomi yang menyerang Indonesia pada tahun 1998 kini mulai terjadi lagi. Saat ini tidak hanya Indonesia saja, namun negara besar lainnya telah terkena krisis keuangan global. Krisis keuangan global merupakan imbas dari subprime morgageyang mulai terjadi pada tahun 2007. Kebijakan bank sentral AS dalam menurunkan suku bunga menjadi pemberi morgage melupakan resiko gagal bayar. Ketika bank sentral AS menaikkan kembali suku bunga, maka suku bunga untuk hutang juga akan naik. Pada saat inilah banyak yang mengalami gagal bayar. Efek dari subprime morgage di Amerika ternyata membawa imbas pada semua negara sehingga terjadilah krisis global . pada saat krisis global ini di Indonesia nilai tukar Rupiah terhadao Dollar merosot tajam hingga mencapai angka Rp 12.000/US$. Pada tanggal 9-10 Oktober 2008 banyak saham yang suspend karena ada kenaikan pasar yang berlebih. Sepertinya krisis keuangan global yang melanda memberikan dampak terhadap perekonomian suatu negara sehingga memeberikan dampak pula terhadap harga saham pada pasar modal. Apalagi krisis yang terjadi saat ini yaitu pendemi COVID-19 2020 yang sangat berdampak besar terhadap harga saham baik di Indonesia maupun dunia.
Inflasi sebagai faktor makroekonomi yang tidak bisa terprediksi juga memberikan dampak terhadap performa saham. Kenaikan inflasi akan menyebabkan harga-harga secara keseluruhan naik menyebabkan kebutuhan sekunder (barang pelengkap) dan kebutuhan tersier (barang mewah) menurun, karena masyarakat akan cenderung memenuhi kebutuhan primer terlebih dahulu sehingga harga saham pada perusahaan jasa perhotelan dan pariwisata akan lebih terkena dampaknya daripada harga saham sektor industri barang konsumsi.
Ingat !
“INVESTASI MELINDUNGI KITA DARI BAHAYA INVESTASI”
sangat bermanfaat, terimakasih yosh
BalasHapus